Minggu, 14 Januari 2018

ARSIP SEBAGAI SUMBER SEJARAH DAN PENELITIAN ILMU LAINYA

Arsip sebagai dokumen tertuis tidak pernah dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan sejarah. Tidak terpikirkan oleh seorang residenbahwa laporan –laporan pedesaan yang ditulisnya kemudian menjadi bahan penting untuk penelitian sejarah. Demikian juga dengan terjadinya Perang Diponogoro yang berlangsung pada tahun 1825-1830 di daerah Yogyakarta. Laporan-laporan yang ditulisnya pertempuran itu hanya menggambarkan peristiwa yang sesungguhnya terjadi, misalnya jumlah korbn yang tewas; jumlah kerusakan rumah, lahan pertanian dan tanaman perkebuna; jumlah orang yang mengungsi; bantuan makanan dan pakaian ; dan sebagainya. Semua laporan itu ditulis dengan maksud agar pemerintah yang berkuasa pada waktu itu mengetahui dengan persisperistiwa yang sebenarnya terjadi. Mereka yang membuat laporan mengenai terjadinya pertempuran itu tidak pernah berfikir bahwa  laporan ini nantinya sangat penting dan perlu menjadi rujukan bagi kepentingan-kepentinganlainya.

Laporan-laporan tertulis mengenai peristiwa Perang Diponogoro itu pad akhirnya menjadi arsip yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber penelitian sejarah, ekonomi, politik, dan budaya. Arsip sebagai sumber penelitian memperoleh tempat yang pertama sebagai bahan yang dipergunakan dalam penelitian untuk penulisan sejarah dengan pertimbangan bahwa arsip dan sumber-sumber lainya, seperti surat kabar, laporan-laporan, dan majalah, yang diciptakan dalam suasana yang sezaman dan dekat dengan kejadiannya serta dapat berarti sebagai firshands knowledge.

Gambar 1.1
Perang Diponegoro

Seperti yang disebutkan bahwa bahan arsip diperlukan juga dalam penelitian berbagai cabang ilmu. Dengan demikian, segala jenis informasi yang tercangkup dalam catatan arsip dapat menjadi bukti penjelasan dan acuan bagi kepentingan analisis. Mungkin pada masa lalu orang tidak begitu menggubris arti sebuah kuitansi pembayaran honorarium penulisan yang dilakukan sebuah majalah di masa Pemerintahan Kolonial Belanda kepada Seokarno. Bagi seorang ahli sosiologi, kertas kecil itu sangat berarti untuk melihat situasi social dan tinggkat perkembangan kuitansi yang dipergunakan pada waktu itu. Dengan mellihat secarik kertas tersebut seorang ahli ekonomipun tentunya akan berusaha mengetahui beberapa besar yang dibuat oleh majalah itu. Dengan demikian, banyak hal dan gambaran yang dapat diperoleh dari apa yang tercantum, terekam, dan tertulisdalam arsip sebabarsip itu sendiri  berarti catatan tentang segala kegiatan kehidupan manusia baiik secara pribadi, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai anggota sebuah bangsa.

Mungkin anda pernah mendengar atau membaca dari beberapa sumber mengenai meletusnya gunung Krakatau yang terjadi pada 26 Agustus 1883. Begitu dasyatnya gunung itu meletus dan tercatat sebagai erupsi terbesar yang pernah terekam dalam sepanjang sejarah dunia. Pastinya Anda sudah membayangkan berapa kerugian yang harus diderita oleh penduduk yang bertempat tinggal disekitar daerah itu, berapa yang meninggal, berapa yang mengungsi, berapa rumah yang hancur, serta berapa lahan pertanian dan perkebunan yang rusak akibat peristiwa itu. Untuk mengetahui semua itu  instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam menangani masalah itu tentunya membuat laporan-laporan sesuai apa yang mereka lihat dan saksikan. Pembuatan laporan secara tertulis mengenai peristiwa itu disampaikan dalam pemerintah yang berkuasa pada waktu itu sehingga pemerintah dapat bertindak untuk membantu orang-orang yang terkena musibah. Sipenulis tidak pernah berfikir bahwa laporanya akan dibaca oleh para peneliti baik dibidang ekonomi , social, budaya, geologi, geodesi, maupun sebagainya. Berikut ini saya akan memperlihatkan kepada Anda salahsatu arsip kertografi (peta) yang berkaitan dengan peristiwa diatas. Arsip ini  menggambarkan besarnya sebuah pulau sebelum dan sesudah .

Gambar 1.5
Perbandingan Pulau Krakatau Sebelum dan Sesudah Letusan Gunung Krakatau

Pada sisi yang lain, mungkin Anda pernah mendengar Memori van Overgave, yaitu semaacam laporan tertulis dan merupakan bahan pertanggung jawaban dari seorang penjabat pemerintahan pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda yang akan meninggalkan tugas yang pernah diembanya (sekarang disebut memorandum akhir jabatan). Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh pejabat itu dapat diketahui secara lengkap  oleh pimpinanya atau dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para pejabat lainya yang menggantikanya. Dengan demikian diharapkan pejabat pengganti telah mendapatkan informasi mengenai daerah yang bersangkutan yang dapat  membantu menyalenggarakan tugas dan kebijaksanaan yang akan dijalankan selanjutnya. Laporan – laporan yang ditulisnya menganai perjalanan kariernya pada akhirnya dapaat disebut sebagai arsip. Dengan adanya arsip itu para peneliti akan lebih mudah melakukan penelitianya untuk mengetahui keadaan yang terjadi pada suatu daerah tertentu yang pernah di pimpin oleh pejabat itu.

Untuk member gambaran yang lebih jelas kepada anda mengenai pentingnya arsip bagi sebuah penelitian, berikut ini terdapat beberapa sudut pandang akademis yang menempatkan arsip sebagai sumber penelitian.
  1.  Arsip merupakan sumber sejarah yang menempati kedudukan tertinggi disbanding sumber lainya.
  2. Arsip diciptakan dengan suasana sejaman dengan peristiwanya.
  3. Arsip merupakan fisthsnd knowledge yang kredibilitasnya dapat diandaalkan.
  4.  Arsip mempunyai nilai informasi dan nilai kebuktian.
Dengan memahami beberapa hal yang telah disebutkan pada giliranya Anda diharapkan lebih mengetahui lebih dalam lagi akan pentingnya arsip dalam sebuah penelitian. Tanpa adanya arsip yang didukung sumber lainya seperti surat kabar, laporan-laporan, foto, artefak, dan lain-lain apapun penelitian yang dilakukan tidak akan menghasilkan karya yang baik atau dapat di anggap juga tulisan itu hanya rekaan atau imajinasi pengarang.

Namun demikian, menempatkan arsip  secara istimewa dalam golongan sumber yang paling primer tidak berarti membebaskanya dari sanggahan kritik, seleksi, dan analisis sumber. Sebagai mana sumber atau data lainya, arsip juga tidak lupa luput dari keharusan mempertanyakan kredibilitasnya. Jarak yang terlampaui antara kejadian, penciptaan dokumen, dan dimensi objektivitas yang lepas dari jarak daan waktu tetap memerlukan kemampuan dipertanyaakan melalui tabel, angka, dan deskripsi yang disampaikan dalam setiap laporan politik atau laporan administrasi, apakah benar adanya seperti itu. Masalahnya banyak pejabat pemerintahan pada waktu itu ataaupun yang terjadi sekarang ini sering terjadi laporan yang sifatnya asal bapak senang (ABS). Karena itu penelitian tidak hanya menerima laporan dalam arsip  begitu saja.  Laporan ini dapat di cek kembali dengan menggunakan sumberlainya, seperti, Koran, majalah, sejarah lisan, dn lain-lain. Untuk itu peranan penelitian dalam ilmu apapun harus cermat dan teliti dalam menyikapi arsip yang akan dijadikan sumber penelitian. Oleh karena dengan mengacu pada pembicaraan di atas, penelitian yang akan dilakukanya diharapkan akan menghasilkan karya yang baik dan sesuai dengan data-data yang ada. ASIP 4102/MODUL 1

ARSIP SEBAGAI SUMBER SEJARAH DAN PENELITIAN ILMU LAINYA Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Semoga Berkah

1 komentar: