PROGRAM
SEJARAH LISAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Setiap
manusia mempunyai perjalanan hidup sendiri, manusia dapat dikatakan dapat
membuat sejarahnya sendiri ataupun yang diciptakan oleh orang lain. Manusia secara ilmiah dapat saja terlibat
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap peristiwa yang terjadi baik
lokal maupun nasional.
Sejarah
yang diciptakan oleh masing-masing atau manusia itu sendiri, apabila dalam
perjalanan hidupnya ada hal yang sangat terkesan pada waktu sebelumnya. Terlibat dalam sejarah nasional dan diakui
oleh negara maka dapat menjadi sosok orang pencipta sejarah.
Sejarah
pada dasarnya adalah peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau.
dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui dan menelusuri
peristiwa apa saja yang pernah terjadi sekaligus dapat mempelajari benda atau
bukti-bukti peninggalan yang pernah ada.
Keberadaan peristiwa sejarah tidak dapat dilepaskan dari peranan sejarah
lisan. kedua unsur tersebut saling
mendukung dan mengisi demi kelengkapan sumber.
Sejarah lisan lebih menekankan pada kenangan yang disampaikan oleh
pengisah tentang peristiwa masa lampaunya melalui wawancara.
Pada
dasarnya sejarah lisan dapat digunakan pula untuk melestarikan sejarah lokal
maupun nasional. adalah peristiwa yang pernah terjadi pada suatu daerah
tertentu dan belum semuanya terungkap dan diketahui oleh masyarakat umum.
Peristiwa sejarah nasional dapat saja terjadi di mana saja di seluruh wilayah
Indonesia, peristiwa itu dapat mengakibatkan seluruh wilayah, khususnya di
Indonesia ikut merasakannya, baik di segi sosial, ekonomi, politik, maupun
Hankam.
Rumusan
masalah
Bagaimana
cara membuat program sejarah lisan?
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam
upaya menciptakan sejarah lisan ada
beberapa tahap yang harus dilakukan supaya dalam pembuatan program sejarah
lisan berjalan dengan lancar Hal pertama yang harus dilakukan yaitu.
Untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan kegiatan program sejarah lisan
perlu menetapkan langkah-langkah yang akan dijalankan guna apanya keberhasilan.
Langkah itu penting untuk ditetapkan Mengingat bahwa tidak semua orang dapat
menjalankan program sejarah lisan.
Pembentukan
panitia
Pertama
perlu membentuknya panitia atau tim yang akan melaksanakan kegiatan itu,
pembentukan tim ini penting sekali Mengingat bahwa suatu pekerjaan dapat
dicapai dengan baik apabila didukung oleh satu kekuatan tim yang kompak dan
sejalan. Kedua pembagian tugas antar
masing-masing anggota tim sangat diperlukan,
perlu dipertimbangkan juga nama-nama para pengisah yang akan
diwawancarai. Setiap masing-masing anggota sudah mempunyai daftar nama
pengusaha yang akan diwawancarai.
Penetapan
jadwal kegiatan
Apabila
persoalan tentang pembentukan tim sudah selesai langkah selanjutnya adalah
penetapan pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaan ini perlu diatur sedemikian rupa agar tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan oleh masing-masing anggota tim tidak tumpang tindih. Sehingga para anggota tim dapat melaksanakan
kegiatan itu sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Penentuan
pewawancara
Dalam
melakukan kegiatan wawancara secara lisan dibutuhkan keterampilan dan keahlian
khusus. Karena Tidak semua orang dapat
melaksanakan pekerjaan ini.Wawancara yang dibutuhkan adalah mereka yang punya
wawasan dan pengetahuan yang luas, berani bicara dan mampu untuk melaksanakan
pekerjaan itu.
Penentuan
pengisah
Para
pengisah harus ditentukan secara selektif supaya tujuan diciptakannya sejarah
lisan tercapai. Mengingat bahwa banyak
pengisah yang memang benar-benar pernah mengalami suatu peristiwa penting juga
yang hanya menyaksikan saja atau pernah mendengar atau diceritakan oleh orang
lain. Dengan melakukan pendataan dari berbagai sumber akan banyak dapat
diinformasikan tentang pemisah tersebut baik dipandang dari kiprah, peranan,
tingkah laku dan hubungan diantara para pengusaha yang pernah mengalami suatu
peristiwa.
Penentuan
tema
Dalam
menentukan sebuah tema yang akan diangkat dalam sebuah wawancara secara lisan
perlu dilakukan upaya untuk investasi tema-tema yang mungkin dapat diangkat
dalam sebuah wawancara sejarah lisan mengacu kepada kekosongan informasi yang
terdapat pada sumber tulisan. Langkah
ini dapat ditempuh dengan melakukan penelitian terhadap sumber tertulis yang
tersimpan. Dengan demikian nantinya dapat diketahui tema-tema apa saja yang
perlu diangkat sebagai lengkap sumber tertulis.
Jika
semuanya sudah dilakukan langkah selanjutnya adalah persiapan perlengkapan dan
peralatan wawancara mulai dari pembuatan ikhtiar wawancara, mengetahui riwayat
hidup pengisah yang akan diwawancarai, membuat kuesioner pertanyaan-pertanyaan
baik pokok maupun umum, sebagai pegangan dan dasar untuk wawancara penggunaan
peralatan rekaman seperti tip dan pita rekaman.
Tahap
Pelaksanaan dan Akhir wawancara
Tahap
pelaksanaan wawancara merupakan yang sangat penting untuk menentukan apakah
wawancara yang dilakukan oleh wawancara dapat berhasil atau tidak. Cara yang
harus ditempuh pada tahap pelaksanaan wawancara
yang pertama menghubungi pengisah, merencanakan pertemuan dengan
pengisah termasuk saran mengenai tempat dan waktunya, menjalankan alat rekam
diletakkan di posisi yang pas, pengajuan pertanyaan, selama wawancara alat rekam harus dicek
Apakah masih berjalan dengan baik atau tidak,
Disamping itu Anda juga harus membuat catatan mengenai nama tokoh tempat
tanggal yang disebutkan oleh pengisah dan yang penting harus dicatat. Apabila
akan mengakhiri wawancara sebaiknya perlu dicermati batasan pertanyaan yang
akan diajukan, waktu yang telah disepakati sebelumnya dan tingkat kelelahan
pengisah. Semua itu harus dicermati oleh pewawancara sebagai rangkaian
pelaksanaan wawancara.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari
tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan program sejarah lisan tidak sembarangan perlunya persiapan
dan teknik khusus dan orang yang handal supaya sejarah lisan dapat
tercipta untuk mengisi sejarah yang
kosong.
Daftar
pustaka
Buku
materi pokok ASIP4208 Arsip sejarah
lisan, Agus Santoso, Edisi 1
0 komentar:
Posting Komentar